Lumajang, Jawa Timur
Picture by : hiftatulrezki |
Bumi
Lumajang sejak jaman Nirleka dikenal sebagai daerah yang "Panjang-Punjung Pasir Wukir Gemah Ripah Loh Jinawi
Tata Tentrem Kerta Rraharja".
Panjang-Punjung berarti memiliki sejarah yang lama. Dari peninggalan-peninggalan Nirleka maupun prasasti yang banyak ditemukan di daerah Lumajang cukup membuktikan hal itu. Beberapa prasasti yang pernah ditemukan, antara lain Prasasti Ranu Gumbolo. Dalam prasasti tersebut terbaca "Ling Deva Mpu Kameswaran Tirtaraya". Pokok-pokok isinya adalah bahwa Raja Kameswara dari Kediri pernah melakukan Tirtayatra ke dusun Tesirejo kecamatan Pasrujambe, juga pernah ditemukan prasasti yang merujuk pada masa pemerintahan Raja Kediri Kertajaya.
Panjang-Punjung berarti memiliki sejarah yang lama. Dari peninggalan-peninggalan Nirleka maupun prasasti yang banyak ditemukan di daerah Lumajang cukup membuktikan hal itu. Beberapa prasasti yang pernah ditemukan, antara lain Prasasti Ranu Gumbolo. Dalam prasasti tersebut terbaca "Ling Deva Mpu Kameswaran Tirtaraya". Pokok-pokok isinya adalah bahwa Raja Kameswara dari Kediri pernah melakukan Tirtayatra ke dusun Tesirejo kecamatan Pasrujambe, juga pernah ditemukan prasasti yang merujuk pada masa pemerintahan Raja Kediri Kertajaya.
Beberapa bukti peninggalan
yang ada antara lain :
1. Prasasti
Mula Malurung
2. Naskah
Negara Kertagama
3. Kitab
Pararaton
4. Kidung
Harsa Wijaya
5. Kitab
Pujangga Manik
6. Serat
Babat Tanah Jawi
7. Serat
Kanda
Dari Prasasti Mula Manurung
yang ditemukan di Kediri pada tahun 1975 dan ber-angka tahun 1177 Saka (1255
Masehi) diperoleh informasi bahwa Nararrya Kirana, salah satu dari anak Raja
Sminingrat (Wisnu Wardhana) dari Kerajaan Singosari, dikukuhkan sebagai Adipati
(raja kecil) di Lamajang (Lumajang). Pada tahun 1255 Masehi, tahun yang merujuk
pada pengangkatan Nararrya Kirana sebagai Adipati di Lumajang inilah yang
kemudian dijadikan sebagai sebagai dasar penetapan Hari Jadi Lumajang
(HARJALU).
Dalam Buku Pararaton dan Kidung Harsyah Wijaya disebutkan
bahwa para pengikut Raden Wijaya atau Kertarajasa dalam mendirikan Majapahit,
semuanya diangkat sebagai Pejabat Tinggi Kerajaan. Di antaranya Arya Wiraraja
diangkat Maha Wiradikara dan ditempatkan di Lumajang, dan putranya yaitu Pu
Tambi atau Nambi diangkat sebagai Rakyan Mapatih.
Pengangkatan Nambi sebagai Mapatih inilah yang kemudian
memicu terjadinya pemberontakan di Majapahit. Apalagi dengan munculnya
Mahapati(Ramapati) seorang yang cerdas, ambisius dan amat licik. Dengan
kepandaiannya berbicara, Mahapati berhasil mempengaruhi Raja. Setelah berhasil
menyingkirkan Ranggalawe, Kebo Anabrang, Lembu Suro, dan Gajah Biru, target
berikutnya adalah Nambi.
Nambi yang mengetahui akan maksud jahat itu merasa lebih
baik menyingkir dari Majapahit. Kebetulan memang ada alasan, yaitu ayahnya(Arya
Wiraraja) sedang sakit, maka Nambi minta izin kepada Raja untuk pulang ke
Lumajang. Setelah Wiraraja meninggal pada tahun 1317 Masehi, Nambi tidak mau
kembali ke Majapahit, bahkan membangun Beteng di Pajarakan. Pada 1316,
Pajarakan diserbu pasukan Majapahit. Lumajang diduduki dan Nambi serta
keluarganya dibunuh.
Pupuh 22 lontar Nagara Kertagama yang ditulis oleh
Prapanca menguraikan tentang perjalanan Raja Hayam Wuruk ke Lumajang. Selain Nagara
Kertagama, informasi tentang Lumajang diperoleh dari Buku Babad. Dalam beberapa
buku babad terdapat nama-nama penguasa Lumajang, yaitu Wangsenggrana, Putut Lawa,
Menak Kuncara (Menak Koncar) dan Tumenggung Kertanegara. Oleh karena kemunculan
tokoh-tokoh itu tidak disukung adanya bukti-bukti yang berupa bangunan kuno,
keramik kuno, ataupun prasasti, maka nama-nama seperti Menak Konar hanyalah
tokoh dongeng belaka.
Di tepi Alun-alun Lumajang sebelah utara terdapat
bangunan mirip candi, berlubang tembus, terdapat Candra Sengkala yang berbunyi
"Trusing Ngasta Muka Praja" (Trus=9,
Ngasta=2, Muka=9, Praja=1). Bangunan ini merupakan tetenger atau penanda,
ditujukan untuk mengenang peristiwa bersejarah, yaitu pada tahun 1929. Lumajang
dinaikkan statusnya menjadi Regentcah otonom per 1 Januari 1929 sesuai Statblat
Nomor 319, 9 Agustus 1928. Regentnya RT Kerto Adirejo, eks Patih Afdelling
Lumajang (sebelumnya Lumajang masuk wilayah administratif Kepatihan dari
Afdelling Regentstaschap atau Pemerintah Kabupaten Probolinggo). Pada masa
perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan tahun 1942-1949, Lumajang
dijadikan sebagai basis perjuangan TNI dengan dukungan rakyat.
Nama-nama seperti Kapten Kyai Ilyas, Suwandak, Sukertiyo,
dan lain-lainnya, baik yang gugur maupun tidak, yang dikenal atau tak dikenal,
adalah para kusuma bangsa yang dengan meneruskan perjuangan para pahlawan
kusuma bangsa itu dengan bekerja secara tulus, menjauhkan kepentingan pribadi,
jujur, amanah, dan bersedia berkorban demi kemajuan Lumajang Tercinta.
Mengingat keberadaan Negara Lamajang sudah cukup
meyakinkan bahwa 1255M itu Lamajang sudah merupakan sebuah negara berpenduduk,
mempunyai wilayah, mempunyai raja (pemimpin) dan pemerintahan yang teratur,
maka ditetapkanlah tanggal 15 Desember 1255 M sebagai hari jadi Lumajang yang
dituangkan dalam Keputusan Bupati Kepala Derah Tingkat II Lumajang Nomor 414
Tahun 1990 tanggal 20 Oktober 1990. Sejak tahun 1928 Pemerintahan Belanda
menyerahkan segala urusan segala pemerintahan kepada Bupati Lumajang pertama
KRT Kertodirejo. Yang ditandai dengan monumen / tugu yang terletak di depan
pintu gerbang Alun-alun sebelah utara.
II.
Profil Lumajang
Picture by : lumajang |
Nama Resmi
|
:
|
Kabupaten Lumajang
|
Ibukota
|
:
|
Lumajang
|
Provinsi
|
:
|
Jawa Timur
|
Batas Wilayah
|
:
|
Utara: Kabupaten
Probolinggo
Selatan: Samudera Indonesia
Barat: Kabupaten Malang
Timur: Kabupaten Jember
|
Luas Wilayah
|
:
|
1.790,90 Km2
|
Jumlah Penduduk
|
:
|
1.064.343 Jiwa
|
Wilayah Administrasi
|
:
|
Kecamatan: 21, Kelurahan: 7 , Desa: 168
|
Website
|
:
|
(Permendagri No.66 Tahun
2011)
|
III.
Arti
Logo Lumajang
Picture by : google |
Keterangan terbagi atas
tiga bagian :
I.
Keterangan Bentuk Gambar Lambang.
II.
Keterangan Warna Gambar Lambang.
III.
Keterangan Makna Gambar Lambang.
I.
Keterangan Bentuk Gambar Lambang.
1. Lambang
berbentuk perisai segi enam tak beraturan yang distilir secara simetris dengan
bingkai pada kelilingnya.
2. Di
bagian tengah lambang terlukis perpaduan yang terdiri atas tugu nasional kota
Lumajang latar belakang gunung Semeru dengan nyala api dipuncaknya dan
petak-petak sawah dengan dikelilingi untaian daun tembakau yang berjumlah
delapan.
3. Melingkar
disebelah kiri dan kanan adalah untaian padi dan kapas yang masing-masing
berjumlah berjumlah empat empat puluh lima dan tujuh belas.
Di atasnya terlukis bintang segi lima beraturan.
Di atasnya terlukis bintang segi lima beraturan.
4. Di
bagian atas Lambang bertuliskan bertuliskan kata :"Kabupaten Lumajang"
dan dibawah lambang didalam sehelai pita tertulis kata : "Amreta Brata Wira
Bhakti" sebuah sasanti/motto dalam bahasa Kawi.
II.
Keterangan Warna Gambar Lambang.
1. Dasar
perisai pada Lambang berwarna hijau tua dengan bingkai berwarna Merah Putih.
2. Tugu
tampak sebagai sillouet berwarna putih kontur hitam. Gunung berwarna biru muda
dan nyala api berwarna merah putih. Petak-petak sawah berwarna hijau tua dan
tembakau berwarna coklat dengan tulang daun hitam.
3. Padi
dan kapas berwarna putih.
4. Bintang
segi lima berwarna kuning dengan kontur putih.
5. Tulisan
"Kabupaten Lumajang" berwarna putih. Pita dan sasanti berwarna putih
dan tulisan hitam.
III. Keterangan Makna Gambar Lambang.
·
Bentuk perisai pada lambang melukiskan sikap
jiwa yang tahan uji, tabah dan penuh ketetapan hati sebagai dasar dari tiap
perbuatan manusia. Warna hijau mencerminkan rasa kedamaian, persahabatan dan
toleransi, sekaligus menggambarkan kesuburan daerah Kabupaten Lumajang.
·
Bingkai merah putih langsung mengungkapkan
hubungan rasa kebangsaan sebagai suatu kesatuan dalam lingkungan Negara
Republik Indonesia.
·
Paduan yang terlukis dibagian tengah
menggambarkan tugu Nasional Kota Lumajang yang menunjukkan kekhususan
monumental daerah dengan menandai pada Lumajang sebagai ibu kota Kabupaten.
·
Melatarbelakagi tugu tersebut adalah
unsur-unsur geografis daerah Lumajang dengan gunung apinya yang terkenal :
Semeru sebagai gunung paling tinggi di Pulau Jawa. Dalam mitos pewayangan
dikenal sebagai Mahameru, tempat dewa-dewa bersemayam. Suatu tempat tertinggi
dimana garis-garis kebijaksanaan dalam mengatur perikehidupan bersama-sama
ditetapkan.
·
Sedangkan petak-petak sawah melukiskan salah
satu unsur terpenting dan yang terutama didaerah Lumajang, ialah unsur agraris.
Pertanian didaerah Lumajang, yang utama adalah padi, yang kedua merupakan usaha
yang vital dan potensial adalah tembakau, pada lambang dilukiskan sebagai
rangkaian daun-daun tembakau yang melingkar ke kiri dan ke kanan.
·
Nyala api dipuncak gunung merupakan dinamika
yang menjiwai setiap unsur kehidupan bagaikan nyala api gunung Semeru yang tak
kunjung padam.
·
Untaian padi dan kapas melukiskan sikap hidup
sosialistis bangsa dengan bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur
material dan spiritual berdasarkan Pancasila adalah merupakan tema yang
mengilhami setiap gairah pembangunan.
·
Bilangan-bilangan tujuh belas pada kapas,
delapan pada tembakau dan empat puluh lima pada padi mengungkapkan Semangat
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang menjiwai kerja, setiap unsur pembangunan
di Lumajang.
·
Bintang segilima di bagian atas melukiskan
Pancasila, falsafah negara dan sikap hidup bangsa Indonesia yang wajib
dijunjung tinggi dan diagungkan, sebagaiman telah disebutkan pada sila Pertama
Ke Tuhanan Yang Maha Esa. Merupakan dasar dan tujuan hidup Bangsa Indonesia
justru karena Pancasila wajib diikrarkan dan diamalkan.
·
Tulisan "Kabupaten Lumajang" di bagian atas menyebutkan nama
daerah yang digambarkan dan diungkapkan pada lambang.
Sedangkan
pita dibagian lambang menyebutkan sasanti/motto dalam bahasa Kawi : "Amreta Brata Wira Bhakti" yang
maknanya : kebajikan yang kekal abadi adalah sikap perbuatan Ksatria dan penuh
pengabdian. Suatu aspirasi dinamis yang diperlukan dalam mengamalkan jiwa
Pancasila demi Amanat Penderitaan Rakyat.
IV. Nilai Budaya
2.3.1 Seni Kalipang
Seni
kalipang merupakan kesenian tari tradisional khas Lumajang dengan iringan rebana
dan jidor yang bernafaskan Islam, mulai dikembangkan sejak jaman penjajahan
Belanda. Kesenian rakyat ini banyak menonjolkan unsur nilai-nilai seni bela
diri tradisional dan merupakan kesenian turun temurun , mengakar serta
membudaya di masyarakat Kabupaten Lumajang dan biasanya Tari Kalipang untuk
menyambut tamu raja-raja jaman dahulu. Seni Tari Kalipang biasanya diikuti
Jaran Kencak.
2.3.2 Seni Ujung
Picture by : google |
Seni
Ujung adalah seni pertunjukan rakyat, merupakan salah satu seni pertunjukan
yang sangat digemari oleh berbagai lapisan masyarakat banyak mengandung
unsur-unsur seni yang tinggi baik gerak, vokal maupun instrumennya. Pada awal
sebelum tahun 1800, seni pertunjukan rakyat ujung ini hanya merupakan permainan
anak-anak utamanya para penggembala lembu atau kerbau dengan menggunakan ujung
pelepah pisang yang masih disertai dengan sebagian dari daunnya. Sehingga
permainan tersebut diberi nama ujung.Pada sekitar tahun 1832 permainan ini
dijadikan inspirasiuntuk diangkat kembali menjadi suatu permainan rakyat dalam
memberikan ilmu kekebalan fisik atau kanoragan kepada masyarakat yang ketika
itu masih dijajah Bangsa Belanda Ilmu tersebut dimaksud uuntuk menanggulangi
penderitaan rakyat atas kekejaman penjajah Belanda. Seni pertunjukan rakyat ini
banyak menonjolkan unsur bela diri / Pencak silat dan tari tradisional yang
berorientasi pada perkembangan kehidupan jiwa. Dipagelarkan pada rangkaian
acara bersih Desa, memeriahkan hari kemerdekaan dan acara-acara tertentu
lainnya. Dalam seni pertunjukan rakyat tersebut, memakai sarana rotan (penjalin
dengan diameter 1Cm dan panjang 1 m).
2.3.3 Topeng Kaliwungu
Picture by : wisata lumajang |
Seni Topeng Kaliwungu yang di desa asalnya
lebih akrab disebut Tari Topeng Getak Kaliwungu merupakan wujud kombinasi
antara tari Topeng Madura dan Tari Topeng Jawa. Tari Topeng Madura dikenal di
Madura dan tari Topeng Jawa banyak dikenal di Malang. Sedangkan Tari Topeng
Kaliwungu ini wujud seni pendalungan, perpaduan antara budaya Madura dan Jawa.
"Ada perbedaan antara Tari Topeng Madura atau Malang dengan Kaliwungu,"
kata Indriyanto,
Jumat 7 September 2012. Tari Topeng Kaliwungu
ini, jelas dia, merupakan seni tari yang langka di Kabupaten Lumajang yang
diwariskan secara turun temurun. Senemo, penciptanya yang kini sudah almarhum,
merupakan pewaris terakhir seni pertunjukan Tari Topeng ini. "Topeng
aslinya warisan lelehurnya masih tersimpan hingga kini," kata Indriyanto.
Untuk melestarikan atralsi seni pertunjukan Tari Topeng ini, pihaknya berupaya untuk menggiatkannya di sanggar-sanggar tari di Kabupaten Lumajang."Seni Tari Topeng ini juga kerap ditampilkan dalam agenda seni budaya di Lumajang," katanya. Selain mempromosikan seni Tari Topeng, melalui duta seninya yang tampil dalam Festival di Swiss ini, juga akan dipromosikan kerajinan khas Lumajang-an.
Untuk melestarikan atralsi seni pertunjukan Tari Topeng ini, pihaknya berupaya untuk menggiatkannya di sanggar-sanggar tari di Kabupaten Lumajang."Seni Tari Topeng ini juga kerap ditampilkan dalam agenda seni budaya di Lumajang," katanya. Selain mempromosikan seni Tari Topeng, melalui duta seninya yang tampil dalam Festival di Swiss ini, juga akan dipromosikan kerajinan khas Lumajang-an.
2.3.4 Jaran Kencak
Picture by : fotografer |
Lumajang harus bangga, karena kesenian Jaran Kencak ini
masih ada. Bahkan, di beberapa desa, seperti Klakah, Ranuyoso, Kalipepe,
Kedungrejo, Yosowilangun dan sejumlah desa lainnya, Jaran Kencak menjadi
pertunjukkan yang masih diminati masyarakat. kesenian yang menggunakan Kuda
sebagai hiburan.
Untuk bisa tampil atraktrif, kuda – kuda kencak ini
dilatih khusus untuk melakukan gerakan tarian, berputar – putar sambil
mengangkat kedua kakinya. Tinggal menunggu perintah saja, jaran – jaran ini
sudah berkencak – kencak. Pertunjukan Jaran Kencak ini, biasanya juga berfungsi
sebagai tradisi pelepasan nadzar bagi seseorang dengan tata cara dan perilaku
secara turun-menurun.
Sedangkan, alat musik yang digunakan diklasifikasikan
menjadi dua yaitu seperangkat gamelan Jawa yang digunakan saat berada di stage
/arene dan seperangkat Gamelan Kenang Telo (Madura) yang digunakan saat
pembukaan dan arak-arakan. Irama atau lagu yang dimainkan adalah gending-
gending Madura seperti Sarka’an, Giro seronen, loro-loro, dll
2.3.5 Batik Lumajang
Picture by : hafid |
Kabupaten
Lumajang juga memiiki ragam batik sama
halnya dengan daerah-daerah lain yang ada di Indonesia. Batik Lumajang juga
seringdi sebut pusaka jawatimuran. batik Lumajang sebenarnya memiliki potensi yang besar untuk
di kembangkan. Motif dan warnanya yang khas
memiliki keindahan tersendiri untuk di olah
ke berbagai elemen interio
2.3.6 Upacara Adat Lumajang
Keragaman potensi tradisi budaya masyarakat yang dimiliki
Kabupaten Lumajang merupakan modal yang harus di pertahankan serta
dikembangkan, mengingat kebudayan mempunyai peran yang cukup strategis dalam
meningkatkan industri pariwisata.
Perpaduan etnis Jawa, Madura dan Tengger menjadikan
Kabupaten Lumajang kaya akan budaya serta kesenian daerah, Beragam cara untuk
memamerkan seluruh potensi seni maupun kultur budaya diantaranya menjadikan Pusaka Jawa Timuran sebagai sarana penyebarluasan informasi selanjutnya
sebagai sarana pengembangan Kabupaten Lumajang.
Di
Kecamatan Senduro, Lokasi Kandangan, Argosari, Ranupane setiap 8 tahun sekali
masyarakat menyelenggarakan Upacara Unan-Unan, adapun Fungsi dai upacara
tersebut demi Selamatan Bumi.
Kabupaten Lumajang mempunyai potensi yang sangat luar
biasa terhadap kekuatan kultur budaya, tradisi budaya masyarakat yang sangat
kuat melekat dalam kehidupan.Perpaduan etnis Jawa, Madura dan Tengger
menjadikan Kabupaten Lumajang kaya akan budaya serta kesenian daerahnya.
Inilah yang hendak kami ungkapkan melalui tulisan ini,
dengan harapan pembaca bisa semakin memahami tentang kebudayaan yang ada di
Kabupaten Lumajang sehingga akan semakin membuka cakrawala pemikiran kita untuk
kemajuan daerah Jawa Timur pada umumnya, dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang bermartabat.Dari
banyak upacara tradisi yang ada di Kabupaten Lumajang Salah satunya
adalah,Upacara Melasti, upacara ini diselenggarakan oleh masyarakat Kecamatan
Pasirian.
Kabupaten Lumajang terdiri dari daratan yang subur karena
diapit oleh tiga gunung berapi, yaitu Gunung Semeru, Gunung Bromo dan Gunung
Lamogan, sehingga sangat berpotensi sebagai daerah agraris , tidak terkecuali
tanaman tebu (gula). Adalah tanaman yang menyebar di Jawa Timur ini, juga
terdapat di Kabupaten Lumjang.
Kabupaten Lumajang mempunyai potensi yang sangat luar
biasa terhadap kekuatan kultur budayanya yang menyatu dalam kehidupan
masyarakatnya, perpaduan etnis Jawa, Madura dan Tengger menjadikan Kabupaten
Lumajang kaya akan budaya serta kesenian daerahnya.
Upaca yang berkaitan dengan tubu ini Penyelenggaraannya
terdapat di Kecamatan Jatiroto, disebut upacara Mantenan Tebu. upacara ini
Fungsi dari Upacara ini bertujuan sebagai ucapan syukur dan permohonan
keselamatan Waktu pelaksanaan Pada saat buka giling tebu.
Upacara adat tradisi di Kabupaten Lumajang Desa Papringan, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang.
Setiap tahun tepatnya pada tanggal 1 Juni diselenggarakan , Upacara Ruwatan
Kelahiran Pancasila .
Upacara tradisi ini merupakan hari sakral untuk selamatan
bumi dan isinya (disebut juga ngruwat bumi) agar ter hindar dari mara bahaya
dan mendapatkan keselamatan dalam menempuh hidup di dunia.Upacara adat tradisi
di Kabupaten Lumajang ini dipimpin oleh sesepuh Padepokan.
Ø Upacara
Dleweran
Picture by : kidnesia |
Berlokasi di Ranu Pane, Argosari, Desa Burno, Kandangan (pusatnya), Kecamatan Senduro terdapat tradisi adat yang disebut Upacara Dlewer .Kaitan dari upacara adat ini adalah tasyakuran masyarakat desa selain untuk permohonan berkah rejeki kepada Tuhan Yang Maha Esa, juga diharapkan desa terhindar dari musibah, sedangkan upacara ini di selenggarakan pada suroan (Bulan suro pada penanggalan Jawa).
IV.
Wisata Lumajang
Ø Segitiga
Ranu
Kabaupaten Lumajang dikenal dengan pesona alamnya.
Banyaknya pengunungan yang membentang dari berbagai arah ini, ternyata
dilengkapi dengan keindahan alam.Salah satunya adalah wilayah utara dan timur
dari kota Lumajang yang berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo dan Jember.
Di dua Kecamatan ini, yakni Klakah dan Ranuyoso
bertebaran danau alami yang terbentuk sejak jutaan tahun lalu. Sekarang,
beberapa Ranu terpelihara dengan baik karena pesona alamnya. Masyarakat setempat, menyebutnya Segitiga Ranu, yakni
Ranu Klakah,
Ranu Pakis
Ranu Bedali.
Selain Segitiga Ranu ini, diwilayah sekitarnya juga bertaburan danau – danau kecil yang terletak di lereng Gunung Lemongan
Ranu Klakah,
Picture by : eastjava |
Picture by : eastjava |
Ranu Bedali.
Picture by : eastjava |
Selain Segitiga Ranu ini, diwilayah sekitarnya juga bertaburan danau – danau kecil yang terletak di lereng Gunung Lemongan
Sejak puluhan tahun silam Ranu Klakah sudah mulai
terpelihara dengan baik. Sekarang sudah menjadi Obyek Wisata danau yang menarik
para pengunjungnya. Apalagi, letaknya yang tidak terlalu jauh dari kota
Lumajang, yakni sekitar 20 Km, tepatnya masuk desa Tegalrandu Kecamatan Klakah
ini sudah terjangkau dengan transportasi yang mudah. Pengunjung, baik wisatawan
domestik atau Manca Negara bisa menggunakan kendaraan pribadi karena jalannya
yang mulus dan lancar. Bahkan, untuk sampai disana, warga setempat juga
menyiapkan kendaraan ojek atau angkutan tradisional denganmenggunakan kereta
kuda. Yang menarik, Obyek ini memiliki ciri khas tersendiri. Ranu Klakah
terbentuk dengan fatamorgana
airnya yang kebiruan dan memancarkan pemandangan yang menarik.
Dite pi Danau atau Ranu Klakah ini, kini juga sudah
terbangun dengan jalan beraspal dan bisa digunakan.refresing,
Masyarakat biasanya menggunakannya sebagai wahana untuk
memancing, berperahu dan lainnya. Selain itu, diarea ini juga disediakan
berbagai fasilitas pelengkap, seperti Hotel, Lapangan Tenis dan tempat duduk
untuk acara keluarga.
Kawasan Ranu Klakah yang berada di ketinggian 900 meter
dpi, dengan luas 22 hektar dan kedalaman 28 m yang dilatar belakangi gunung
Lemongan dengan ketinggian 1.668 m dpi , dipastikan sangat tepat untuk tujuan
rekreasi keluarga karena didukung udaranya yang sejuk dan segar
Kawasan Ranu Klakah ini, letaknya sangat berdekatan
dengan Ranu Klakah arah Timur, tepatnya masuk desa Ranu Pakis. Bisa dijangkau dengan
mudah dengan kendaraan roda dua atau empat. Ranu Pakis yang memiliki
ketinggihan 600 Meter dari permukaan laut dengan luas hamparan danau 50 Ha dan
kedalaman 26 m ini, terlihat persis dibawah lereng Gunung Lemongan.
Kondisi alamnya juga manarik perhatian karena alamnya
yang masih perawan, udara segar dan menjadi daya tarik tersendiri, terutama
bagi pecinta alam. Kawasan perairan Ranu Pakis ini, beberapa tahun terakhir
dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk pengembangan perikanan. Ada puluhan
kerambah yang semuanya berisikan ikan nila atau mujair serta jenis ikan lainnya
yang laris dipasaran.
Untuk mendukung obyek wisata ini, warga setempat juga
membuka sejumlah tempat berjualan ikan tawar dan bahkan tidak jauh dari Ranu
ada sebuah depot makan yang menyediakan menuikan bakar segar yang semuanya
hasil tangkapan dan ternak ikan di Ranu tersebut. Yang menarik, pada saat musim
“Koyok” atau munculnya belerang dari dasar Danau mengakibatkan banyaknya ikan
yang mabuk bahkan mati. Keadaan ini dimanfaatkan warga setempat untuk panen
ikan dan hasilnya mereka jual ke pasaran. Banyak pedagang dari berbagai daerah
berdatangan, pada saat musim koyok yang biasanya terjadi setahun sekali.
Obyek Wisata Ranu Bedali, lokasinya cukup jauh atau
sekitar 7 Km dari Ranu Klakah dan Ranu Pakis. Jika ditarik dalam peta, Ranu
Bedali ini menjadi penghubung segitiga dengan kedua Ranu tersebut Kawasan ini,
tidak kalah menariknya karena lokasi Ranu Bedali terletak dibawah permukaan
tanah seperti membentuk kubangan besar dan luas.
Letaknya di wilayah Kecamatan Ranuyoso yang berada pada
ketinggian 700 M dari permukaan laut dengan luas danau 25 Ha dan kedalaman 28
m. Bagi petualang, kawasan Ranu Bedali ini sangat menarik untuk tujuan wisata
karena di “kubangan” Ranu Klakah ini masih dipenuhi dengan hutan belantara dan
udara yang sangat segar. Untuk sampai di dasar Danau atau Ranu ini, dibutuhkan
waktu sekitar setengah jam karena harus dilewati dengan berjalan kaki dengan
medan menurun.
Ø Gunung
Tertinggi di Pulau Jawa
Picture by : griya |
Picture by : Dimas |
Pada musim – musim pendakian, ada ribuan wisatawan yang
datang, baik dari dalam negeri maupun manca negara. Potensi alamnya yang
mempesona dan puncak merapi yang menantang, selalu mengundang daya pesona
Bahkan, di sana juga ditempatkan pos – pos pemantau dan petugas SAR untuk
membantu para pendaki menuju puncak Mahameru yang memiliki ketinggihan 3.676 m
diatas permukaan laut dengan kawah Jonggring Saloko dipuncaknya.
Apalagi, lokasi gunung tertinggi ini sangat menantang
untuk wisata pendakian bagi para pecinta alam dan petualang. Di Puncak Mahameru
pada hari besar nasional atau setiap tanggal 17 Agustus dan 10 November
dijadikan tempat upacara oleh para pendaki dari berbagai penjuru nusantara di
dunia sambil menikmati panorama matahari terbit dan panorama matahari tenggelam
dari puncak gunung tertinggi di pulau Jawa ini.
Sebelum mencapai puncak Semeru / Mahameru terdapat
hamparan rumput atau safana yang luas dengan kabut tebalnya yang sangat indah. Sisi lain, daya tarik kawasan di lereng Semeru ini
adalah masyarakat Ranupani yang khas, baik ditinjau dari sudut sosial budaya,
Agama,kehidupan sehari – hari, sehingga tejaga keasliannya tanpa terkena
akulturasi budaya para wisatawan dari berbagai arah.
Ranu Kumbolo
Ranu Kumbolo
Picture by : angketwisata |
Picture by: google |
B29 adalah bukit di ketinggian 2900mdpl yang terletak di desa Argosari Kec. Senduro. B29 lebih dikenal dengan nama negeri di atas awan karena saat kita berad di puncak B29 kita seakan berada di atas lauatan awan yang terlihat sangan mempesona. jika ingin berkunjung ke B29 saya sarankan agar kamu ngecamp disini karena pemandangan saat matahari terbit (sunrise) tak akan kamu temukan di tempat lain. disini kamu juga bisa melihat gunung semeru serta gunung bromo yang terlihat seakan di bahaw kamu.
Ø Pantai di Lumajang
spesial untuk wisata pantai di lumajang silahkan berkunjung ke dimasblog
> Pantai Godek dan Watu Gedek
Pic Watu Gedek
Picture by : InstaLumajang |
Pic Watu Godeg
Picture by : www.lumajang.go.id |
Godek
yang mempunyai arti geleng kepala, yaa inilah sebutan yang tepat untuk pantai yang ditunjang
dengan batu besar dipantai bila terkena ombak seperti bergoyang.
Ada bebatuan yang ukurannya sangat besar dengan
ketinggihan diatas 50 meter di bibir pantai, dari kejauhan, batu ini terlihat
sangat jelas. Masyarakat setempat menyebutnya Watu Godek yang letaknya masuk
wilayah Kecamatan Tempursari sebagai wilayah Kabupaten Lumajang di ujung
selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Malang.
Obyek wisata Pantai Watu Godeg yang terletak di Desa
Bulurejo dengan jarak 8 Km dari Kecamatan Tempursari kearah Selatan atau
sekitar 80 km dari Kota Lumajang. Dengan adanya jalan tembus Pasirian –
Tempursari jaraknya dapat diperpendek menjadi12 Km dari Kecamatan Pasirian.
Obyek Watu Godek adalah salah satu panorama pantai yang
sangat indah, pemandangan laut lepas dengan latar belakang bukit yang
pemandangannya menghijau.
> Pantai
Tlepuk
Kawasan pantai selatan ternyata memiliki panorama dan
keindangan alam yang luar biasa. Sebelum mendekati bibir pantai, pengunjuk akan
diajak menikmati perjalanan yang cukup menantang.
Karena untuk sampai disana, harus melewati bukit- bukit
terjal yang cukup tinggi. Ketika sampai di bukit, akan nampak pemandangan alam
pantai yang indah. Masyarakat menyebutnya, Pantai Tlepuk yang jaraknya cukup
jauh dari kota lumajang Untuk sampai kesana , membutuhkan waktu sekitar satu
jam lebih dan jalannya pun penuh dengan tanjakan dan tikungan.
Tetapi ketika mereka sampai di Pantai Tlepuk, dipastikan
akan tertegun melihat pemandangan alam pantai yang luar biasa dan terlihat
keaslihannya karena banyak pepohonan besar dan tinggi serta pesisir pantainya
yang masih perawan. Pada
hari – hari libur nasional, kawasan pantai Tlepuk banyak dikunjungi para wisatawan, baik lokal maupun
luar daerah.
luar daerah.
Ø Pemandian
di Lumajang
> Water
Park
Water Park yang identik dengan Kolam Renangnya ini,
dibangun dengan karya Seni Modern. Kolam renang gaya baru ini, dilengkapi
dengan berbagai arena permainan air dan disediakan untuk berbagai usia, mulai
dari anak-anak sampai usia dewasa.
Letaknya juga sangat strategis, berada di Kawasan
Wonorejo Terpadu atau sekitar 7 Km arah utara dari Kota Lumajang. Disekitar
arena Water Park, juga berdiri bangunan bangunan baru kantor pemerintahan,
kolam pemancingan dan pusat Terminal Lumajang, yakni Terminal Minak Koncar yang
bisa diakses dari jalan nasional, Surabaya – Lumajang – Jember sampai Bali.
Obyek Wisata Water Park dilengkapi dengan berbagai permainan, dari permainan
arus air deras, kereta gantung, boom – boom car dan fasilitas airnya yang bersih
dan segar karena diambil dari sumber mata air Selokambang.
Selain tempatnya yang strategis, di sekitar kawasan Water
Park juga tersedia kedai – kedai makanan dan tempat penjualan oleh – oleh khas
Lumajang. Pada saat – saat musim liburan, kawasan ini dipenuhi dengan
pengunjung dari berbagai daerah yang ingin menikmati sebuah fasilitas baru yang
ditunjang dengan kelengkapan lainnya.
> Pemandian
Selokambang
sendiri artinya adalah batu terapung. Banyak cerita soal
asal muasal pemandian Selokambang. Di antaranya menurut legenda, pada masa
kerajaan Majapahit ada seseorang yang menyelamatkan diri dari peperangan dan
menyembuyikan sesuatu di balik batu besar di tepi danau. Dengan bantuan petapa
sakti, batu tersebut digeser dan masuk ke danau. Anehnya, batu itu tidak
tenggelam melainkan terapung sehingga dinamai batu apung (selokambang).
Pemandian Selokambang berjarak sekitar 7 km ke arah barat kota Lumajang bisa
ditempuh sekitar 15 menit perjalanan. Air pemandian ini adalah air sumber yang
muncul di bawah tiga pohon beringin yang ada di sisi barat. Air sumber ini
mengalir sampai ke ujung kota Lumajang, sehingga kebanyakan aliran-aliran
sungai kecil mulai dari Selokambang hingga ke kota yang terlihat hanyalah air
yang jernih karena memang berasal dari sumber ini.
Ø Goa
di Lumajang
> Goa
tetes
Misteri
Goa TetesTidak banyak yang tahu asal usul munculnya nama Goa Tetes. Tetapi
konon, nama ini ada karena didalam Goa ini, dari langit – langitnya selalu
menetaskan air dan tidak pernah berhenti sampai sekarang. Meskipun musim
kemarau panjang, dalam Goa ini keajaiban tetesan airnya masih saja terjadi.
Banyak orang yang meyakini, bahwa Goa Tetes menyimpan misteri. Orang yang
datang kesana, ketika pasangan suami istri atau bahkan dalam masa pacaran
bermasalah, bisa rujuk kembali. Keunikan ini, bisa saja terjadi karena orang
akan diajak untuk menyadari makna dibalik keajaiban Tuhan ata.
Untuk melihat lebih banyak lagi tentang wisata di lumajang silahkan berkunjung ke eastjava
V. Bahasa di Lumajang
Kebanyakan masyarakat lumajang masih menggunakan bahasa
daerah yaitu bahasa jawa dan bahasa Madura,
VI.
Ilmu
Pengetahuan Lumajang
Di
lumajang juga terdapat beberapa perguruan tinggi yaitu: STKIP, UNILU,
SETIKES,dll
VII.
Mata
Pencaharian Lumajang
Mata
pencaharian masyarakat kabupaten lumajang adalah petani, penambang pasir, dan
nelayan, karena sumber daya alam yang melimpah dan tanah yang subur sangat
mendorong ekonomi masyarakat lumajang. Ke kayaan alam yang melimpah membuat
masyarakat Lumajang menjadi makamur.
VIII.
Makanan khas Lumajang
Seperti di kota-kota
lainnya, Kota Lumajang mempunyai buah yang sangat khas dan sepertinya belum ada
di daerah lain. Yups…buah itu adalah salah satu jenis pisang yang berukuran
jumbo dan orang lumajang lebih banyak menyebutnya Pisang Agung. Pisang
ini hanya bertandan satu, dengan isi tandan kurang lebih 15-20 tangkai buah
pisang saja, dengan ukuran satu tangkai buah pisang bisa mencapai 40 cm dengan
diameter ± 5cm, jadi jika memakan satu tangkai saja dipastikan sudah
kenyang/eneg. Pisang ini cocok sekali untuk diolah menjadi kripik pisang,
karena cita-rasanya yang khas, manis & renyah. Makanya kalau mampir ke
Lumajang sempatkan membeli kripik pisang asli Lumajang karena rasanya pasti
berbeda dengan kripik pisang dari daerah lain.
>Salak
Pondo
Picture by : salak |
Salak pondo ini berbeda dengan salak lainya karena rasanya yang sangat manis dan renyah ini membuat daya tarik tersendiri bagi penikmat salak. Salak pondo ini banyak di tanam di daerah pronojiwo karena tanahnya cukup bagus untuk menanam salak pondo.
Sumber : http://pasjeknom.blogspot.com wikipedia google
mohon maaf karena keterbatasan waktu jadi halaman ini belum sempurna :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar