Kabupaten Lumajang

  Lumajang, Jawa Timur

Picture by : hiftatulrezki

I.            Sejarah Lumajang
Bumi Lumajang sejak jaman Nirleka dikenal sebagai daerah yang "Panjang-Punjung Pasir Wukir Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Kerta Rraharja".
Panjang-Punjung berarti memiliki sejarah yang lama. Dari peninggalan-peninggalan Nirleka maupun prasasti yang banyak ditemukan di daerah Lumajang cukup membuktikan hal itu.  Beberapa prasasti yang pernah ditemukan, antara lain Prasasti Ranu Gumbolo. Dalam prasasti tersebut terbaca "Ling Deva Mpu Kameswaran Tirtaraya". Pokok-pokok isinya adalah bahwa Raja Kameswara dari Kediri pernah melakukan Tirtayatra ke dusun Tesirejo kecamatan Pasrujambe, juga pernah ditemukan prasasti yang merujuk pada masa pemerintahan Raja Kediri Kertajaya.
Beberapa bukti peninggalan yang ada antara lain :
1. Prasasti Mula Malurung
2. Naskah Negara Kertagama
3. Kitab Pararaton
4. Kidung Harsa Wijaya
5. Kitab Pujangga Manik
6. Serat Babat Tanah Jawi
7. Serat Kanda
Dari Prasasti Mula Manurung yang ditemukan di Kediri pada tahun 1975 dan ber-angka tahun 1177 Saka (1255 Masehi) diperoleh informasi bahwa Nararrya Kirana, salah satu dari anak Raja Sminingrat (Wisnu Wardhana) dari Kerajaan Singosari, dikukuhkan sebagai Adipati (raja kecil) di Lamajang (Lumajang). Pada tahun 1255 Masehi, tahun yang merujuk pada pengangkatan Nararrya Kirana sebagai Adipati di Lumajang inilah yang kemudian dijadikan sebagai sebagai dasar penetapan Hari Jadi Lumajang (HARJALU).
            Dalam Buku Pararaton dan Kidung Harsyah Wijaya disebutkan bahwa para pengikut Raden Wijaya atau Kertarajasa dalam mendirikan Majapahit, semuanya diangkat sebagai Pejabat Tinggi Kerajaan. Di antaranya Arya Wiraraja diangkat Maha Wiradikara dan ditempatkan di Lumajang, dan putranya yaitu Pu Tambi atau Nambi diangkat sebagai Rakyan Mapatih.
            Pengangkatan Nambi sebagai Mapatih inilah yang kemudian memicu terjadinya pemberontakan di Majapahit. Apalagi dengan munculnya Mahapati(Ramapati) seorang yang cerdas, ambisius dan amat licik. Dengan kepandaiannya berbicara, Mahapati berhasil mempengaruhi Raja. Setelah berhasil menyingkirkan Ranggalawe, Kebo Anabrang, Lembu Suro, dan Gajah Biru, target berikutnya adalah Nambi.
            Nambi yang mengetahui akan maksud jahat itu merasa lebih baik menyingkir dari Majapahit. Kebetulan memang ada alasan, yaitu ayahnya(Arya Wiraraja) sedang sakit, maka Nambi minta izin kepada Raja untuk pulang ke Lumajang. Setelah Wiraraja meninggal pada tahun 1317 Masehi, Nambi tidak mau kembali ke Majapahit, bahkan membangun Beteng di Pajarakan. Pada 1316, Pajarakan diserbu pasukan Majapahit. Lumajang diduduki dan Nambi serta keluarganya dibunuh.
            Pupuh 22 lontar Nagara Kertagama yang ditulis oleh Prapanca menguraikan tentang perjalanan Raja Hayam Wuruk ke Lumajang. Selain Nagara Kertagama, informasi tentang Lumajang diperoleh dari Buku Babad. Dalam beberapa buku babad terdapat nama-nama penguasa Lumajang, yaitu Wangsenggrana, Putut Lawa, Menak Kuncara (Menak Koncar) dan Tumenggung Kertanegara. Oleh karena kemunculan tokoh-tokoh itu tidak disukung adanya bukti-bukti yang berupa bangunan kuno, keramik kuno, ataupun prasasti, maka nama-nama seperti Menak Konar hanyalah tokoh dongeng belaka.
            Di tepi Alun-alun Lumajang sebelah utara terdapat bangunan mirip candi, berlubang tembus, terdapat Candra Sengkala yang berbunyi "Trusing Ngasta Muka  Praja" (Trus=9, Ngasta=2, Muka=9, Praja=1). Bangunan ini merupakan tetenger atau penanda, ditujukan untuk mengenang peristiwa bersejarah, yaitu pada tahun 1929. Lumajang dinaikkan statusnya menjadi Regentcah otonom per 1 Januari 1929 sesuai Statblat Nomor 319, 9 Agustus 1928. Regentnya RT Kerto Adirejo, eks Patih Afdelling Lumajang (sebelumnya Lumajang masuk wilayah administratif Kepatihan dari Afdelling Regentstaschap atau Pemerintah Kabupaten Probolinggo). Pada masa perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan tahun 1942-1949, Lumajang dijadikan sebagai basis perjuangan TNI dengan dukungan rakyat.
            Nama-nama seperti Kapten Kyai Ilyas, Suwandak, Sukertiyo, dan lain-lainnya, baik yang gugur maupun tidak, yang dikenal atau tak dikenal, adalah para kusuma bangsa yang dengan meneruskan perjuangan para pahlawan kusuma bangsa itu dengan bekerja secara tulus, menjauhkan kepentingan pribadi, jujur, amanah, dan bersedia berkorban demi kemajuan Lumajang Tercinta.
            Mengingat keberadaan Negara Lamajang sudah cukup meyakinkan bahwa 1255M itu Lamajang sudah merupakan sebuah negara berpenduduk, mempunyai wilayah, mempunyai raja (pemimpin) dan pemerintahan yang teratur, maka ditetapkanlah tanggal 15 Desember 1255 M sebagai hari jadi Lumajang yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Kepala Derah Tingkat II Lumajang Nomor 414 Tahun 1990 tanggal 20 Oktober 1990. Sejak tahun 1928 Pemerintahan Belanda menyerahkan segala urusan segala pemerintahan kepada Bupati Lumajang pertama KRT Kertodirejo. Yang ditandai dengan monumen / tugu yang terletak di depan pintu gerbang Alun-alun sebelah utara.
    II.            Profil Lumajang 
Picture by : lumajang
Nama Resmi
:
Kabupaten Lumajang
Ibukota
:
Lumajang
Provinsi
:
Jawa Timur
Batas Wilayah
:
Utara: Kabupaten Probolinggo
Selatan: Samudera Indonesia
Barat: Kabupaten Malang
Timur: Kabupaten Jember
Luas Wilayah
:
1.790,90 Km2
Jumlah Penduduk
:
1.064.343 Jiwa
Wilayah Administrasi
:
Kecamatan: 21, Kelurahan: 7 , Desa: 168
Website
:
(Permendagri No.66 Tahun 2011)
 III.            Arti Logo Lumajang
Picture by : google
Keterangan terbagi atas tiga bagian :
I.                   Keterangan Bentuk Gambar Lambang.
II.                Keterangan Warna Gambar Lambang.
III.             Keterangan Makna Gambar Lambang.
                   I.            Keterangan Bentuk Gambar Lambang.
1. Lambang berbentuk perisai segi enam tak beraturan yang distilir secara simetris dengan bingkai pada kelilingnya.
2. Di bagian tengah lambang terlukis perpaduan yang terdiri atas tugu nasional kota Lumajang latar belakang gunung Semeru dengan nyala api dipuncaknya dan petak-petak sawah dengan dikelilingi untaian daun tembakau yang berjumlah delapan.
3. Melingkar disebelah kiri dan kanan adalah untaian padi dan kapas yang masing-masing berjumlah berjumlah empat empat puluh lima dan tujuh belas.
Di atasnya terlukis bintang segi lima beraturan.
4. Di bagian atas Lambang bertuliskan bertuliskan kata :"Kabupaten Lumajang" dan dibawah lambang didalam sehelai pita tertulis kata : "Amreta Brata Wira Bhakti" sebuah sasanti/motto dalam bahasa Kawi.
II. Keterangan Warna Gambar Lambang.
1. Dasar perisai pada Lambang berwarna hijau tua dengan bingkai berwarna Merah Putih.
2. Tugu tampak sebagai sillouet berwarna putih kontur hitam. Gunung berwarna biru muda dan nyala api berwarna merah putih. Petak-petak sawah berwarna hijau tua dan tembakau berwarna coklat dengan tulang daun hitam.
3. Padi dan kapas berwarna putih.
4. Bintang segi lima berwarna kuning dengan kontur putih.
5. Tulisan "Kabupaten Lumajang" berwarna putih. Pita dan sasanti berwarna putih dan tulisan hitam.
III. Keterangan Makna Gambar Lambang.
·    Bentuk perisai pada lambang melukiskan sikap jiwa yang tahan uji, tabah dan penuh ketetapan hati sebagai dasar dari tiap perbuatan manusia. Warna hijau mencerminkan rasa kedamaian, persahabatan dan toleransi, sekaligus menggambarkan kesuburan daerah Kabupaten Lumajang.
·    Bingkai merah putih langsung mengungkapkan hubungan rasa kebangsaan sebagai suatu kesatuan dalam lingkungan Negara Republik Indonesia.
·    Paduan yang terlukis dibagian tengah menggambarkan tugu Nasional Kota Lumajang yang menunjukkan kekhususan monumental daerah dengan menandai pada Lumajang sebagai ibu kota Kabupaten.
·    Melatarbelakagi tugu tersebut adalah unsur-unsur geografis daerah Lumajang dengan gunung apinya yang terkenal : Semeru sebagai gunung paling tinggi di Pulau Jawa. Dalam mitos pewayangan dikenal sebagai Mahameru, tempat dewa-dewa bersemayam. Suatu tempat tertinggi dimana garis-garis kebijaksanaan dalam mengatur perikehidupan bersama-sama ditetapkan.
·    Sedangkan petak-petak sawah melukiskan salah satu unsur terpenting dan yang terutama didaerah Lumajang, ialah unsur agraris. Pertanian didaerah Lumajang, yang utama adalah padi, yang kedua merupakan usaha yang vital dan potensial adalah tembakau, pada lambang dilukiskan sebagai rangkaian daun-daun tembakau yang melingkar ke kiri dan ke kanan.
·    Nyala api dipuncak gunung merupakan dinamika yang menjiwai setiap unsur kehidupan bagaikan nyala api gunung Semeru yang tak kunjung padam.
·    Untaian padi dan kapas melukiskan sikap hidup sosialistis bangsa dengan bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila adalah merupakan tema yang mengilhami setiap gairah pembangunan.
·    Bilangan-bilangan tujuh belas pada kapas, delapan pada tembakau dan empat puluh lima pada padi mengungkapkan Semangat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang menjiwai kerja, setiap unsur pembangunan di Lumajang.
·    Bintang segilima di bagian atas melukiskan Pancasila, falsafah negara dan sikap hidup bangsa Indonesia yang wajib dijunjung tinggi dan diagungkan, sebagaiman telah disebutkan pada sila Pertama Ke Tuhanan Yang Maha Esa. Merupakan dasar dan tujuan hidup Bangsa Indonesia justru karena Pancasila wajib diikrarkan dan diamalkan.
·    Tulisan "Kabupaten Lumajang" di bagian atas menyebutkan nama daerah yang digambarkan dan diungkapkan pada lambang.
Sedangkan pita dibagian lambang menyebutkan sasanti/motto dalam bahasa Kawi : "Amreta Brata Wira Bhakti" yang maknanya : kebajikan yang kekal abadi adalah sikap perbuatan Ksatria dan penuh pengabdian. Suatu aspirasi dinamis yang diperlukan dalam mengamalkan jiwa Pancasila demi Amanat Penderitaan Rakyat.
IV.       Nilai Budaya
2.3.1 Seni Kalipang 

Picture by :elma
Seni kalipang merupakan kesenian tari tradisional khas Lumajang dengan iringan rebana dan jidor yang bernafaskan Islam, mulai dikembangkan sejak jaman penjajahan Belanda. Kesenian rakyat ini banyak menonjolkan unsur nilai-nilai seni bela diri tradisional dan merupakan kesenian turun temurun , mengakar serta membudaya di masyarakat Kabupaten Lumajang dan biasanya Tari Kalipang untuk menyambut tamu raja-raja jaman dahulu. Seni Tari Kalipang biasanya diikuti Jaran Kencak.
2.3.2 Seni Ujung
Picture by : google
Seni Ujung adalah seni pertunjukan rakyat, merupakan salah satu seni pertunjukan yang sangat digemari oleh berbagai lapisan masyarakat banyak mengandung unsur-unsur seni yang tinggi baik gerak, vokal maupun instrumennya. Pada awal sebelum tahun 1800, seni pertunjukan rakyat ujung ini hanya merupakan permainan anak-anak utamanya para penggembala lembu atau kerbau dengan menggunakan ujung pelepah pisang yang masih disertai dengan sebagian dari daunnya. Sehingga permainan tersebut diberi nama ujung.Pada sekitar tahun 1832 permainan ini dijadikan inspirasiuntuk diangkat kembali menjadi suatu permainan rakyat dalam memberikan ilmu kekebalan fisik atau kanoragan kepada masyarakat yang ketika itu masih dijajah Bangsa Belanda Ilmu tersebut dimaksud uuntuk menanggulangi penderitaan rakyat atas kekejaman penjajah Belanda. Seni pertunjukan rakyat ini banyak menonjolkan unsur bela diri / Pencak silat dan tari tradisional yang berorientasi pada perkembangan kehidupan jiwa. Dipagelarkan pada rangkaian acara bersih Desa, memeriahkan hari kemerdekaan dan acara-acara tertentu lainnya. Dalam seni pertunjukan rakyat tersebut, memakai sarana rotan (penjalin dengan diameter 1Cm dan panjang 1 m).
2.3.3 Topeng Kaliwungu
Picture by : wisata lumajang
Seni Topeng Kaliwungu yang di desa asalnya lebih akrab disebut Tari Topeng Getak Kaliwungu merupakan wujud kombinasi antara tari Topeng Madura dan Tari Topeng Jawa. Tari Topeng Madura dikenal di Madura dan tari Topeng Jawa banyak dikenal di Malang. Sedangkan Tari Topeng Kaliwungu ini wujud seni pendalungan, perpaduan antara budaya Madura dan Jawa. "Ada perbedaan antara Tari Topeng Madura atau Malang dengan Kaliwungu," kata Indriyanto,
Jumat 7 September 2012. Tari Topeng Kaliwungu ini, jelas dia, merupakan seni tari yang langka di Kabupaten Lumajang yang diwariskan secara turun temurun. Senemo, penciptanya yang kini sudah almarhum, merupakan pewaris terakhir seni pertunjukan Tari Topeng ini. "Topeng aslinya warisan lelehurnya masih tersimpan hingga kini," kata Indriyanto.
            Untuk melestarikan atralsi seni pertunjukan Tari Topeng ini, pihaknya berupaya untuk menggiatkannya di sanggar-sanggar tari di Kabupaten Lumajang."Seni Tari Topeng ini juga kerap ditampilkan dalam agenda seni budaya di Lumajang," katanya. Selain mempromosikan seni Tari Topeng, melalui duta seninya yang tampil dalam Festival di Swiss ini, juga akan dipromosikan kerajinan khas Lumajang-an.


2.3.4 Jaran Kencak
Picture by : fotografer

Lumajang harus bangga, karena kesenian Jaran Kencak ini masih ada. Bahkan, di beberapa desa, seperti Klakah, Ranuyoso, Kalipepe, Kedungrejo, Yosowilangun dan sejumlah desa lainnya, Jaran Kencak menjadi pertunjukkan yang masih diminati masyarakat. kesenian yang menggunakan Kuda sebagai hiburan.
Untuk bisa tampil atraktrif, kuda – kuda kencak ini dilatih khusus untuk melakukan gerakan tarian, berputar – putar sambil mengangkat kedua kakinya. Tinggal menunggu perintah saja, jaran – jaran ini sudah berkencak – kencak. Pertunjukan Jaran Kencak ini, biasanya juga berfungsi sebagai tradisi pelepasan nadzar bagi seseorang dengan tata cara dan perilaku secara turun-menurun.
Sedangkan, alat musik yang digunakan diklasifikasikan menjadi dua yaitu seperangkat gamelan Jawa yang digunakan saat berada di stage /arene dan seperangkat Gamelan Kenang Telo (Madura) yang digunakan saat pembukaan dan arak-arakan. Irama atau lagu yang dimainkan adalah gending- gending Madura seperti Sarka’an, Giro seronen, loro-loro, dll
2.3.5  Batik Lumajang
Picture by : hafid
Kabupaten Lumajang juga memiiki ragam batik  sama halnya dengan daerah-daerah lain yang ada di Indonesia. Batik Lumajang juga seringdi sebut pusaka jawatimuran. batik Lumajang sebenarnya memiliki potensi yang besar untuk
di kembangkan. Motif dan warnanya yang khas memiliki keindahan tersendiri untuk di olah
ke berbagai elemen interio
2.3.6 Upacara Adat Lumajang
Ø  Upacara Unan-Unan 
Picture by : okezone
Keragaman potensi tradisi budaya masyarakat yang dimiliki Kabupaten Lumajang merupakan modal yang harus di pertahankan serta dikembangkan, mengingat kebudayan mempunyai peran yang cukup strategis dalam meningkatkan industri pariwisata.
Perpaduan etnis Jawa, Madura dan Tengger menjadikan Kabupaten Lumajang kaya akan budaya serta kesenian daerah, Beragam cara untuk memamerkan seluruh potensi seni maupun kultur budaya diantaranya menjadikan Pusaka Jawa Timuran sebagai sarana penyebarluasan informasi selanjutnya sebagai sarana pengembangan Kabupaten Lumajang.
Di Kecamatan Senduro, Lokasi Kandangan, Argosari, Ranupane setiap 8 tahun sekali masyarakat menyelenggarakan Upacara Unan-Unan, adapun Fungsi dai upacara tersebut demi Selamatan Bumi.

Ø  Upacara Melasti
 
Picture by : google
Kabupaten Lumajang mempunyai potensi yang sangat luar biasa terhadap kekuatan kultur budaya, tradisi budaya masyarakat  yang sangat kuat melekat dalam kehidupan.Perpaduan etnis Jawa, Madura dan Tengger menjadikan Kabupaten Lumajang kaya akan budaya serta kesenian daerahnya.
Inilah yang hendak kami ungkapkan melalui tulisan ini, dengan harapan pembaca bisa semakin memahami tentang kebudayaan yang ada di Kabupaten Lumajang sehingga akan semakin membuka cakrawala pemikiran kita untuk kemajuan daerah Jawa Timur pada umumnya,  dalam rangka mewujudkan masyarakat yang bermartabat.Dari banyak upacara tradisi yang ada di Kabupaten Lumajang Salah satunya adalah,Upacara Melasti, upacara ini diselenggarakan oleh masyarakat Kecamatan Pasirian.
Ø  Upacara Mantenan Tebu
Picture by : enslikopedia
Kabupaten Lumajang terdiri dari daratan yang subur karena diapit oleh tiga gunung berapi, yaitu Gunung Semeru, Gunung Bromo dan Gunung Lamogan, sehingga sangat berpotensi sebagai daerah agraris , tidak terkecuali tanaman tebu (gula). Adalah tanaman yang menyebar di Jawa Timur ini, juga terdapat di Kabupaten Lumjang.
Kabupaten Lumajang mempunyai potensi yang sangat luar biasa terhadap kekuatan kultur budayanya yang menyatu dalam kehidupan masyarakatnya, perpaduan etnis Jawa, Madura dan Tengger menjadikan Kabupaten Lumajang kaya akan budaya serta kesenian daerahnya.
Upaca yang berkaitan dengan tubu ini Penyelenggaraannya terdapat di Kecamatan Jatiroto, disebut upacara Mantenan Tebu. upacara ini Fungsi dari Upacara ini bertujuan sebagai ucapan syukur dan permohonan keselamatan Waktu pelaksanaan Pada saat buka giling tebu.
Ø  Upacara Ruwatan Kelahiran Pancasila
 
Picture by : nachi
Upacara adat tradisi di Kabupaten Lumajang Desa Papringan, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang. Setiap tahun tepatnya pada tanggal 1 Juni diselenggarakan , Upacara Ruwatan Kelahiran Pancasila .
Upacara tradisi ini merupakan hari sakral untuk selamatan bumi dan isinya (disebut juga ngruwat bumi) agar ter hindar dari mara bahaya dan mendapatkan keselamatan dalam menempuh hidup di dunia.Upacara adat tradisi di Kabupaten Lumajang ini dipimpin oleh sesepuh Padepokan.
Ø  Upacara Dleweran
Picture by : kidnesia

Berlokasi di Ranu Pane, Argosari, Desa Burno, Kandangan (pusatnya), Kecamatan Senduro terdapat tradisi adat yang disebut Upacara Dlewer .Kaitan dari upacara adat ini adalah tasyakuran masyarakat desa selain untuk permohonan berkah rejeki kepada Tuhan Yang Maha Esa, juga diharapkan desa terhindar dari musibah, sedangkan upacara ini di selenggarakan pada suroan (Bulan suro pada penanggalan Jawa).
 IV.            Wisata Lumajang
Ø  Segitiga Ranu
Kabaupaten Lumajang dikenal dengan pesona alamnya. Banyaknya pengunungan yang membentang dari berbagai arah ini, ternyata dilengkapi dengan keindahan alam.Salah satunya adalah wilayah utara dan timur dari kota Lumajang yang berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo dan Jember.
Di dua Kecamatan ini, yakni Klakah dan Ranuyoso bertebaran danau alami yang terbentuk sejak jutaan tahun lalu. Sekarang, beberapa Ranu terpelihara dengan baik karena pesona alamnya. Masyarakat setempat, menyebutnya Segitiga Ranu, yakni 
Ranu Klakah,
Picture by : eastjava
Ranu Pakis

Picture by : eastjava

Ranu Bedali.
Picture by : eastjava

Selain Segitiga Ranu ini, diwilayah sekitarnya juga bertaburan danau – danau kecil yang terletak di lereng Gunung Lemongan
Sejak puluhan tahun silam Ranu Klakah sudah mulai terpelihara dengan baik. Sekarang sudah menjadi Obyek Wisata danau yang menarik para pengunjungnya. Apalagi, letaknya yang tidak terlalu jauh dari kota Lumajang, yakni sekitar 20 Km, tepatnya masuk desa Tegalrandu Kecamatan Klakah ini sudah terjangkau dengan transportasi yang mudah. Pengunjung, baik wisatawan domestik atau Manca Negara bisa menggunakan kendaraan pribadi karena jalannya yang mulus dan lancar. Bahkan, untuk sampai disana, warga setempat juga menyiapkan kendaraan ojek atau angkutan tradisional denganmenggunakan kereta kuda. Yang menarik, Obyek ini memiliki ciri khas tersendiri. Ranu Klakah terbentuk dengan fatamorgana airnya yang kebiruan dan memancarkan pemandangan yang menarik.
Dite pi Danau atau Ranu Klakah ini, kini juga sudah terbangun dengan jalan beraspal dan bisa digunakan.refresing, Masyarakat biasanya menggunakannya sebagai wahana untuk memancing, berperahu dan lainnya. Selain itu, diarea ini juga disediakan berbagai fasilitas pelengkap, seperti Hotel, Lapangan Tenis dan tempat duduk untuk acara keluarga.
Kawasan Ranu Klakah yang berada di ketinggian 900 meter dpi, dengan luas 22 hektar dan kedalaman 28 m yang dilatar belakangi gunung Lemongan dengan ketinggian 1.668 m dpi , dipastikan sangat tepat untuk tujuan rekreasi keluarga karena didukung udaranya yang sejuk dan segar
Kawasan Ranu Klakah ini, letaknya sangat berdekatan dengan Ranu Klakah arah Timur, tepatnya masuk desa Ranu Pakis. Bisa dijangkau dengan mudah dengan kendaraan roda dua atau empat. Ranu Pakis yang memiliki ketinggihan 600 Meter dari permukaan laut dengan luas hamparan danau 50 Ha dan kedalaman 26 m ini, terlihat persis dibawah lereng Gunung Lemongan.
Kondisi alamnya juga manarik perhatian karena alamnya yang masih perawan, udara segar dan menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi pecinta alam. Kawasan perairan Ranu Pakis ini, beberapa tahun terakhir dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk pengembangan perikanan. Ada puluhan kerambah yang semuanya berisikan ikan nila atau mujair serta jenis ikan lainnya yang laris dipasaran.
Untuk mendukung obyek wisata ini, warga setempat juga membuka sejumlah tempat berjualan ikan tawar dan bahkan tidak jauh dari Ranu ada sebuah depot makan yang menyediakan menuikan bakar segar yang semuanya hasil tangkapan dan ternak ikan di Ranu tersebut. Yang menarik, pada saat musim “Koyok” atau munculnya belerang dari dasar Danau mengakibatkan banyaknya ikan yang mabuk bahkan mati. Keadaan ini dimanfaatkan warga setempat untuk panen ikan dan hasilnya mereka jual ke pasaran. Banyak pedagang dari berbagai daerah berdatangan, pada saat musim koyok yang biasanya terjadi setahun sekali.
Obyek Wisata Ranu Bedali, lokasinya cukup jauh atau sekitar 7 Km dari Ranu Klakah dan Ranu Pakis. Jika ditarik dalam peta, Ranu Bedali ini menjadi penghubung segitiga dengan kedua Ranu tersebut Kawasan ini, tidak kalah menariknya karena lokasi Ranu Bedali terletak dibawah permukaan tanah seperti membentuk kubangan besar dan luas.
Letaknya di wilayah Kecamatan Ranuyoso yang berada pada ketinggian 700 M dari permukaan laut dengan luas danau 25 Ha dan kedalaman 28 m. Bagi petualang, kawasan Ranu Bedali ini sangat menarik untuk tujuan wisata karena di “kubangan” Ranu Klakah ini masih dipenuhi dengan hutan belantara dan udara yang sangat segar. Untuk sampai di dasar Danau atau Ranu ini, dibutuhkan waktu sekitar setengah jam karena harus dilewati dengan berjalan kaki dengan medan menurun.
Ø  Gunung Tertinggi di Pulau Jawa
Picture by : griya
Picture by : Dimas
 Pada musim – musim pendakian, ada ribuan wisatawan yang datang, baik dari dalam negeri maupun manca negara. Potensi alamnya yang mempesona dan puncak merapi yang menantang, selalu mengundang daya pesona Bahkan, di sana juga ditempatkan pos – pos pemantau dan petugas SAR untuk membantu para pendaki menuju puncak Mahameru yang memiliki ketinggihan 3.676 m diatas permukaan laut dengan kawah Jonggring Saloko dipuncaknya.
Apalagi, lokasi gunung tertinggi ini sangat menantang untuk wisata pendakian bagi para pecinta alam dan petualang. Di Puncak Mahameru pada hari besar nasional atau setiap tanggal 17 Agustus dan 10 November dijadikan tempat upacara oleh para pendaki dari berbagai penjuru nusantara di dunia sambil menikmati panorama matahari terbit dan panorama matahari tenggelam dari puncak gunung tertinggi di pulau Jawa ini.
Sebelum mencapai puncak Semeru / Mahameru terdapat hamparan rumput atau safana yang luas dengan kabut tebalnya yang sangat indah. Sisi lain, daya tarik kawasan di lereng Semeru ini adalah masyarakat Ranupani yang khas, baik ditinjau dari sudut sosial budaya, Agama,kehidupan sehari – hari, sehingga tejaga keasliannya tanpa terkena akulturasi budaya para wisatawan dari berbagai arah.
Ranu Kumbolo
Picture by : angketwisata
B29
Picture by: google

 B29 adalah bukit di ketinggian 2900mdpl yang terletak di desa Argosari Kec. Senduro. B29 lebih dikenal dengan nama negeri di atas awan karena saat kita berad di puncak B29 kita seakan berada di atas lauatan awan yang terlihat sangan mempesona. jika ingin berkunjung ke B29 saya sarankan agar kamu ngecamp disini karena pemandangan saat matahari terbit (sunrise) tak akan kamu temukan di tempat lain. disini kamu juga bisa melihat gunung semeru serta gunung bromo yang terlihat seakan di bahaw kamu.

Ø  Pantai di Lumajang
spesial untuk wisata pantai di lumajang silahkan berkunjung ke dimasblog

>  Pantai Godek dan Watu Gedek
      Pic Watu Gedek
Picture by : InstaLumajang

       Pic Watu Godeg
Picture by : www.lumajang.go.id
    Godek yang mempunyai arti geleng kepala, yaa inilah sebutan yang tepat untuk pantai yang ditunjang dengan batu besar dipantai bila terkena ombak seperti bergoyang.
Ada bebatuan yang ukurannya sangat besar dengan ketinggihan diatas 50 meter di bibir pantai, dari kejauhan, batu ini terlihat sangat jelas. Masyarakat setempat menyebutnya Watu Godek yang letaknya masuk wilayah Kecamatan Tempursari sebagai wilayah Kabupaten Lumajang di ujung selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Malang.
Obyek wisata Pantai Watu Godeg yang terletak di Desa Bulurejo dengan jarak 8 Km dari Kecamatan Tempursari kearah Selatan atau sekitar 80 km dari Kota Lumajang. Dengan adanya jalan tembus Pasirian – Tempursari jaraknya dapat diperpendek menjadi12 Km dari Kecamatan Pasirian.
Obyek Watu Godek adalah salah satu panorama pantai yang sangat indah, pemandangan laut lepas dengan latar belakang bukit yang pemandangannya menghijau.
>  Pantai Tlepuk
Kawasan pantai selatan ternyata memiliki panorama dan keindangan alam yang luar biasa. Sebelum mendekati bibir pantai, pengunjuk akan diajak menikmati perjalanan yang cukup menantang.
Karena untuk sampai disana, harus melewati bukit- bukit terjal yang cukup tinggi. Ketika sampai di bukit, akan nampak pemandangan alam pantai yang indah. Masyarakat menyebutnya, Pantai Tlepuk yang jaraknya cukup jauh dari kota lumajang Untuk sampai kesana , membutuhkan waktu sekitar satu jam lebih dan jalannya pun penuh dengan tanjakan dan tikungan.
Tetapi ketika mereka sampai di Pantai Tlepuk, dipastikan akan tertegun melihat pemandangan alam pantai yang luar biasa dan terlihat keaslihannya karena banyak pepohonan besar dan tinggi serta pesisir pantainya yang masih perawan. Pada hari – hari libur nasional, kawasan pantai Tlepuk banyak dikunjungi para wisatawan, baik lokal maupun
luar daerah.
Ø  Pemandian di Lumajang
>  Water Park
Water Park yang identik dengan Kolam Renangnya ini, dibangun dengan karya Seni Modern. Kolam renang gaya baru ini, dilengkapi dengan berbagai arena permainan air dan disediakan untuk berbagai usia, mulai dari anak-anak sampai usia dewasa.
Letaknya juga sangat strategis, berada di Kawasan Wonorejo Terpadu atau sekitar 7 Km arah utara dari Kota Lumajang. Disekitar arena Water Park, juga berdiri bangunan bangunan baru kantor pemerintahan, kolam pemancingan dan pusat Terminal Lumajang, yakni Terminal Minak Koncar yang bisa diakses dari jalan nasional, Surabaya – Lumajang – Jember sampai Bali. Obyek Wisata Water Park dilengkapi dengan berbagai permainan, dari permainan arus air deras, kereta gantung, boom – boom car dan fasilitas airnya yang bersih dan segar karena diambil dari sumber mata air Selokambang.
Selain tempatnya yang strategis, di sekitar kawasan Water Park juga tersedia kedai – kedai makanan dan tempat penjualan oleh – oleh khas Lumajang. Pada saat – saat musim liburan, kawasan ini dipenuhi dengan pengunjung dari berbagai daerah yang ingin menikmati sebuah fasilitas baru yang ditunjang dengan kelengkapan lainnya.
> Pemandian Selokambang
sendiri artinya adalah batu terapung. Banyak cerita soal asal muasal pemandian Selokambang. Di antaranya menurut legenda, pada masa kerajaan Majapahit ada seseorang yang menyelamatkan diri dari peperangan dan menyembuyikan sesuatu di balik batu besar di tepi danau. Dengan bantuan petapa sakti, batu tersebut digeser dan masuk ke danau. Anehnya, batu itu tidak tenggelam melainkan terapung sehingga dinamai batu apung (selokambang). Pemandian Selokambang berjarak sekitar 7 km ke arah barat kota Lumajang bisa ditempuh sekitar 15 menit perjalanan. Air pemandian ini adalah air sumber yang muncul di bawah tiga pohon beringin yang ada di sisi barat. Air sumber ini mengalir sampai ke ujung kota Lumajang, sehingga kebanyakan aliran-aliran sungai kecil mulai dari Selokambang hingga ke kota yang terlihat hanyalah air yang jernih karena memang berasal dari sumber ini.
Ø  Goa di Lumajang
>  Goa tetes
Misteri Goa TetesTidak banyak yang tahu asal usul munculnya nama Goa Tetes. Tetapi konon, nama ini ada karena didalam Goa ini, dari langit – langitnya selalu menetaskan air dan tidak pernah berhenti sampai sekarang. Meskipun musim kemarau panjang, dalam Goa ini keajaiban tetesan airnya masih saja terjadi. Banyak orang yang meyakini, bahwa Goa Tetes menyimpan misteri. Orang yang datang kesana, ketika pasangan suami istri atau bahkan dalam masa pacaran bermasalah, bisa rujuk kembali. Keunikan ini, bisa saja terjadi karena orang akan diajak untuk menyadari makna dibalik keajaiban Tuhan ata.

Untuk melihat lebih banyak lagi tentang wisata di lumajang silahkan berkunjung ke eastjava
    V.            Bahasa di Lumajang
            Kebanyakan masyarakat lumajang masih menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa jawa dan bahasa Madura,
 VI.             Ilmu Pengetahuan Lumajang
Di lumajang juga terdapat beberapa perguruan tinggi yaitu: STKIP, UNILU, SETIKES,dll
VII.             Mata Pencaharian Lumajang
Mata pencaharian masyarakat kabupaten lumajang adalah petani, penambang pasir, dan nelayan, karena sumber daya alam yang melimpah dan tanah yang subur sangat mendorong ekonomi masyarakat lumajang. Ke kayaan alam yang melimpah membuat masyarakat Lumajang menjadi makamur. 
VIII.             Makanan khas Lumajang 
>  Pisang Agung
Picture by : bumikirana
Seperti di kota-kota lainnya, Kota Lumajang mempunyai buah yang sangat khas dan sepertinya belum ada di daerah lain. Yups…buah itu adalah salah satu jenis pisang yang berukuran jumbo dan orang lumajang lebih banyak menyebutnya Pisang Agung. Pisang ini hanya bertandan satu, dengan isi tandan kurang lebih 15-20 tangkai buah pisang saja, dengan ukuran satu tangkai buah pisang bisa mencapai 40 cm dengan diameter ± 5cm, jadi jika memakan satu tangkai saja dipastikan sudah kenyang/eneg. Pisang ini cocok sekali untuk diolah menjadi kripik pisang, karena cita-rasanya yang khas, manis & renyah. Makanya kalau mampir ke Lumajang sempatkan membeli kripik pisang asli Lumajang karena rasanya pasti berbeda dengan kripik pisang dari daerah lain.
 >Salak Pondo
Picture by : salak

Salak pondo ini berbeda dengan salak lainya karena rasanya yang sangat manis dan renyah ini membuat daya tarik tersendiri bagi penikmat salak. Salak pondo ini banyak di tanam di daerah pronojiwo karena tanahnya cukup bagus untuk menanam salak pondo.

Sumber : http://pasjeknom.blogspot.com wikipedia google

mohon maaf karena keterbatasan waktu jadi halaman ini belum sempurna :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar